BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan
pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka
harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja,
namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di
dalamnya. Pemliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita
punyai tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama demi
menjaga informasi yanga ada didalam bahan pustaka tersebut serta bisa dijangkau
lebih banyak pembaca perpustakaan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengertian
dan sejarah bahan pustaka?
2.
Mengapa perlu diadakan
pelestarian bahan pustaka?
3.
Apa macam-macam
perusak bahan pustaka dan bagaimana kerusakan yang ditimbulkannya?
4.
Bagaimana cara
pencegahan dan memperbaiki kerusakan bahan pustaka?
5.
Apa yang dimaksut penyiangan
bahan pustakan?
6.
Mengapa perlu
dilaksanakn penyiangan?
7.
Bagaimana prosedur
penyiangan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dan serajah bahan pustaka serta media penyimpanan yang digunakan
manusia sebelum adanya kertas
2.
Untuk mengetahui
manfaat pentingnya pelestarian bahan pustaka
3.
Untuk mengetahui
macam-macam perusak bahan pustaka dan kerusakan yang dialami bahan pustaka
tersebut
4.
Untuk mengetahui dan
mampu mencegah dan memperbaiki kerusakan pada bahan pustaka
5.
Untuk mengetahui
maksut dan tujuan penyiangan bahan pustakan.
6.
Untuk mengetahui alsan
perlunya dilaksanakn penyiangan.
7.
Untuk mengetahui
prosedur penyiangan.
1.4 Manfaat
penulisan
1. Menambah
pengetahuan tentang sejarah media penyimanan
2.
Mengetahui pentingnya
pelestarian bahan pustaka
3. Mampu
memahami konidisi bahan pustaka dalam keadaan rusak atau tidak
4. Mampu mencegah dan memperbaiki kerusakan pada bahan pustaka
5.
Mengetahui maksut
penyiangan bahan pustakan.
6.
Mengetahui alsan
perlunya dilaksanakn penyiangan.
7.
Mengetahui prosedur
penyiangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Sejarah Bahan Pustaka
Banyak pendapat
mengenai pengertian dari bahan pustaka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Bahan diartikan segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan
tertentu. Sedangkan pustaka mempunyai arti buku. Ada juga yang
menyebut bahan pustaka adalah media penyimpanan informasi baik cetak maupun non
cetak. Jadi dapat diartikan bahwa bahan pustaka adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyimpan informasi.
Ada banyak
macam dari bahan pustaka. Manusia sudah sejak dahulu mengenal bahan pustaka
atau media penyimpanan. Mereka mereka merekam dan menyimpan hasil karya mereka
pada sebuah media. Media yang mereka gunakan sesuai dengan pengetahuan
serta teknologi pada zamannya.
Zaman sebelum
ditemukannya kertas banyak media penyimpanan yang digunakan manusia,
diantaranya :
1.
Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan salah satu medium sangat sederhana dan relative paling
tua yang digunakan dalam perekam informasi sejak lama.
2.
Papyrus
Bahan untuk menulis ini terbuat dari inti batang papyrus (bandingkan dengan
batang jagung yang memiliki inti di dalamnya).
3.
Kulit Kayu
Kulit kayu sudah sangat lama digunakan menjadi media menulis. Di eropa dan
Amerika sekitar abad ke-17an kulit kayu telah dipergunakan sebagai media
surat-menyurat.
4.
Daun Tal
Adalah sejenis pohon palem yang tumbuh di tepi laut. Daunnya tebal dan
kuat, sehingga memungkinkan untuk dipergunakan sebagai media menulis. Daun ini
juga disebut dengan daun lontar. Banyak naskah-naskah kuno yang ditulis di
media daun lontar ini.
5.
Kayu
Di negeri Cina Sebelum ditemukannya kertas, setelah sutera kayu telah
terlebih dahulu digunakan menurut Chaucer, buku yang terbuat dari tablet kayu
sebagai media tulis menulis.
6.
Gading
Gading juga digunakan manusia sebagai tempat untuk menulis yang baik.
Sifatnya keras, tetapi mudah diukir atau ditulisi.
7.
Tulang
Tulang lebih keras daripada gading, tetapi baik sekali dipakai sebagai
karya seni, ukiran atau tulisan yang menarik.
8.
Batu
Dari zaman dahulu kala batu sudah dijadikan sebagai media peninggalan
peradaban manusia itu sendiri. Batu sangat kuat dan akan menyimpan bukti
peninggalan zaman dulu dengan baik.
9.
Logam
Menurut Hesiod pada tahun 776 SM, bahwa orang dahulu telah menggunakan
timah berbentuk tablet sebagai media untuk menulis.
10. Kulit Binatang
Sejak masa prasejarah, manusia telah menggunakan kulit sebagai keperluan
mereka, sebagai pelindung tubuh mereka. Tak jarang dahulu kulit binatang
dijadikan media menulis.
11. Parchment
dan Vellum
Perkamen terbuat dari kulit split domba. Biji-bijian, atau wol, sisi kulit
dibuat menjadi skiver, kulit yang kuat, daging, atau lapisan, sisi kulit diubah
menjadi perkamen, asalkan kulit cocok untuk tujuan ini menuntut. Jika tidak,
sisi lapisan biasanya dibuat menjadi lebih murah chamois atau suede.
Vellum biasanya kulit anak sapi disiapkan oleh paparan panjang di kapur,
tergores dengan pisau bulat dan akhirnya digosok halus dengan batu apung.
Sebagai aturan, vellum terbuat dari seluruh kulit, tidak terpecah seperti
perkamen yang terbuat dari kulit domba.
12. Kulit
Digunakan untuk sampul buku sampai abad ke – 19. Selama lebih dari 2000
tahun orang sudah mengenal cara memproses kulit. Pemrosesan kulit ini disebut
“samak”.
Zaman
kertas, kertas menjadi media penyimpanan terbesar dan terpopuler. Meski kini
bermunculan media penyimpanan elektronik sperti CD, Flashdisk, Hardisk, dll,
namu keberadaan kertas tetap sangat dibutuhkan.
Diera
moderen seperti ini juga terdapat media penyimpanan yang semakin canggih. Berikut
beberapa media penyimpanan modren yang sekarang banyak digunakan diantaranya:
1. FILM
Film adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan salah-satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan
asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,
dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan
ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan
atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik, dan sistem lainnya.Film berupa medis sejenis
plastik yang dilapisi emulsi dan sangat peka terhadap cahaya.
Yang telah diproses sehingga menimbulkan atau
menghasilkan gambar
( bergerak ) pada layer yang dibuat dengan
tujuan tertentu untuk ditonton.
2. Pita
magnetik
Media penyimpan pita magnetik (magnetic tape)
terbuat dari bahan magnetik yang dilapiskan pada plastik tipis, seperti pita
pada pita kaset. Pada proses penyimpanan atau pembacaan data, kepala pita (tape
hade) harus menyentuh media, sehingga dapat mempercepat keauasan pita.
Data pada pita magnetik direkam secara
berurutan dengan menggunakan drive yang khusu untuk masing-masing jenis. Karena
perekaman dilakukan secara sekuensial, maka untuk mengakses data yang kebetulan
terletak di tengah, drive terpaksa harus memutar gulungan pita, hingga head
mencapai tempat data tersebut. Hal ini membutuhkan yang relatif lama.
Secara garis besar , pita magnetik dibedakan
menjadi reel tape dan tape cartridge. Reel tape, berupa pita magnetik yang
digulung dalam wadah berbentuk lingkaran, sedangkan cartridge berbentuk seperti
kaset video atau bahkan ada yang seperti kaset audio.
3. Disket
Pengertian disket adalah /disk?t/ n piringan
kecil, pipih berlapis bahan magnet dipakai sbg penyimpan data pd komputer , dan
disket juga sebuah perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium
penyimpanan magnetis bulat yang tipis dan lentur dan dilapisi lapisan plastik
berbentuk persegi atau persegi panjang. Disket atau floppy disk adalah lembaran
plastik tipis dan datar yang terbungkus dalam penutup plastik 3,5 inci. Data
dan program disimpan di disket dalam bentuk titik-titik magnetik, sesuai pola
on/off standar dan representatif data (misalnya ASCII). Pembungkus plastik
tersebut melindungi disket dari sentuhan tangan manusia. Dahulu disket
berukuran lebih besar dan terbungkus kertas sehingga tampak rapuh. Saat ini,
disket terbungkus oleh plastik kaku sehingga cukup fleksibel. Disket mampu
menyimpan data sebesar 1,44 megabyte atau setara dengan tulisan sebanyak 400
halaman.
4. Flashdisk
Flash
disk adalah alat penyimpanan data memory kilat yang memiliki alat penghubung
USB yang telah terintegrasi. Penggerak kilat ini biasanya memiliki ukuran yang
kecil, ringan dan bisa dibaca dan ditulis dengan mudah.
5.
Hardisk
Hardisk banyak memiliki macam arti. Seperti dalam dunia teknologi,
hardisk adalah komponen pelengkap komputer yang dapat dilihat
secara kasat mata, dan contoh hardisk tersebut adalah seperti DVD Room,
Prosessor, LCD, Keyboard, dan soundcard. Keempat contoh ini adalah
hardisk menurut dunia teknologi. Namun menurut dunia PC, hardisk diartikan
sebagai media penyimpanan dimana data disimpan pada piringan metal yang bisa
berputar. Data disimpan dalam lingkaran konsentris yang disbut juga dengan
track. Tiap- tiap track dibagi menjadi beberapa sector yang nantinya akan
digunakan untuk pembagi pada hardisk. Hardisk merupakan media penyimpanan yang
mempunyai kapasitas besar. Ukuran minimal dari sebuah hardisk adalah 1GB yang
dikembangkan oleh IBM pada zaman dulu. Kini, besar penyimpanan pada hardisk
rata-rata mempunyai ukuran sebesar 256 GB
6. CD (Compact Disk)
Sebuah media
penyimpanan yang berbentuk piringan. Atau disebut juga optik pada generasi
pertama yang menggantikan disket (floppy disc) pada waktu itu karena CD
memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dengan harga yang sama. CD
banyak digunakan untuk membuat film dengan resolusi kecil atau sebagai media
transmisi software-software aplikasi. CD memperoleh puncak penjualan pada tahun
2000 mencpai 2.445 keping. Sebenarnya dalam hal kualitas suara CD masih kalah
dengan kaset, cuma CD memiliki keunggulan di dalam kapasitas penyimpanan.
2.2 Pentingnya Pelestarian Bahan
Pustaka
Yang
dimaksud dengan pemeliharaan disini adalah kegiatan mencegah dan memperbaiki
bahan pustaka dari berbagai macam kerusakan. Secara
umum tujuan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan hasil budaya cipta
manusia, baik yang berupa informasi maupun fisik bahan pustaka tersebut.
Tujuan
utama pelestarian bahan pustaka ini untuk menjaga agar buku tetap bisa
digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga informasi yang ada pada
bahan pustaka tersebut tetap bisa diketahui dan dimanfaatan di waktu
berikutnya.
Selain itu pelestarian bahan pustaka
juga bertujuan untuk mengatasi kendala ruang, dan mempercepat perolehan
informasi. Berikut detail dari fungsi pelestarian bahan pustaka:
1.
Fungsi melindungi,
Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur, panas
dan sebagainya.
2.
Fungsi pengawetan. Dengan
dirawat baik-baik bahan pustaka menjadi awet,lebih lama dipakai dan lebih
banyak pembaca menggunakan bahan pustaka tersebut.
3.
Fungsi kesehatan. Dengan
pelestarian yang baik maka bahan pustaka menjadi bersih,bebas debu,jamur,hewan
perusak dan berbagai penyakit,sehingga pembaca maupun pustakawan jadi tetap
sehat.Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.
4.
Fungsi pendidikan. Mendidik
pemakai serta pustakawan untuk berdisplin tinggi dan menghargai kebersihan.
5.
Fungsi kesabaran. Merawat
bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua,jadi harus sabar,merawat bahan
pustaka memerlukan kesabaran tingkat tinggi.
6.
Fungsi sosial. Pustakawan
harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka
dan perpustakaan.
7.
Fungsi ekonomi. Dengan
pelestarian yang baik bahan pustaka menjadi lebih awet,lebih hemat keuangan dan
banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka.
8.
Fungsi keindahan. Dengan
pelestarian yang baik,dan penataan bahan pustaka yang rapi perpustakaan menjadi
lebih indah sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya
2.3 Faktor Perusak Bahan Pusataka
dan Kerusakannya
Mengingat
pentingnya bahan pustaka yang mengandung berbagai informasi, maka sangat
penting untuk melestarikan bahan pustaka tersebut. banyak faktor yang dapat
merusak bahan pustaka. Oleh karena itu kita harus menghindarkan bahan pustaka
dari faktor-faktor yang dapat merusak.
Ada
empat faktor penyebab kerusakan bahan bustaka, atara lain faktor biologi,
faktor fsika, faktor kimia, dan faktor lain-lain.
Faktor
Biologi ini biasanya
berupa serangga-serangga kecil yang masuk pada buku kemudian merusak struktur
jaringan kertas. Ada juga jamur yang menempel pada kertas-kertas buku akibat
suhu dan kelembapan yang tidak sesuai. Selain itu juga hewan pengerat yang merusak
punggung buku untuk meemakan nutrisi yang terkandug pada lem yang digunakan
untuk penjlidan sehingga menyebabkan rusaknya jilidan buku.
Faktor Fisika
atau bisa
juga dikatakan faktor alamiah. Debu adalah perusak yang banyak ditemukan di
hampir setiap perpustakaan, debu membuat buku menjadi usang dan menjadi mudah
rusak. Kemudian suhu udara dan kelembapan yang ada pada ruang penyimpanan bahan
pustaka juga berpengaruh pada kondisi bahan pustaka itu sendiri. Jika terlalu
lembab akan tumbuh jamur yang tentunya merusak buku karena jamur dapat
menghasilkan bahan organik yang menyebabakan menjadi rapuh. Selanjutnya cahaya
dalam ruang perpustakaan. bahan pustakaa tidak boleh terkena sinar matahari
seraca langsung dan terus menerus, itu membuat kertas menjadi lapuk.
Faktor Kimia, terjadinya
reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas
senyawa – senyawa kimia itu akan terurai.oksidasi pada kertas yang terjadi
karena adanya oksigen dan udara menyebabkan jumlah gagasan karbonat dan
korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.hidrolisis
adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O) reaksi hidrolis pada kertas
mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi
kekuatan serat akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh.
Faktor lain, manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku,tetapi
juga bisa menjadi perusak buku yang hebat.berdasarkan kenyataan yang
ada,kerusakan buku karena ulah manusia.misalnya pembaca di perpustakaan secara
sengaja merobek bagian – bagian tertentu dari sebuah buku misalnya diambil
gambarnya,tabel – tabel statistiknya.sering terjadi juga kerusakan justru
disebabkan oleh pustakawan sendiri sehari – hari bergelimang dengan
buku,petugas yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku dan tidak pernah
belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan yang
sangat fatal bagi pustakawan itu sendiri. Selain itu bencana alam dapat merusak
bahan pustaka. Bencana alam seperti
kebakaran atau banjir,dapat mengakibatkan kerusakan pada koleksi bahan pustaka
dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang relative sangat singkat
oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari
bencana alam tersebut.
Diatas adalah faktor-faktor yang
dapat merusak bahan pustaka dan tugas kita sebagai pustakawan untuk menjaga
bahan pustaka agar dapat digunakan oleh pemustaka. Salain itu pemustaka juga
diharap ikut serta menjaga kondisi bahan pustaka dengan tidak melakukan
tindakan-tindakan yang dapat merusak bahan pustaka.
2.4 Pencegahan dan Perbaikan Kerusakan Bahan Pustaka
Ada istilah “mencegah lebih baik daripada mengobati”.
Baiknya dilakukan kegiatan penceghan sebelum bahan pustaka atau fasilitas
perabotan pada perpustakaan mengalami kerusakan. beberpa tindakan preventif
yang bisa dilakukan oleh para pustakawan:
1.
Membersihkan secara rutin seluruh bahan pustaka dan
perabotan perpustakaan dan menjaga kondisi ruang perpustakaan tetap dalam
keadaan bersih.
2.
Memberi sampul pada setiap buku.
3.
Mengatur ventilasi ntuk mengatur suhu udara dan
intensitas cahaya.
4.
Memberi himbauan kepada pemustaka agar ikut serta
menjaga kebersihan perpustakaan dan menjaga kondisi bahan pustaka.
Apabila
kegiatan pencegahan kerusakan sudah kita laksanakan sekarang masuk pada
perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak. Ketika pencegah krusaka sudaah kita
lakukan secara maksimal dan akhirnya tetap saja ada bahan pusta yang rusak kita
harus memperbaikinya sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka
tersebut.
Tindakan-tindakan
sederhana dalam perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak diantaranya;
1.
Melaksanakan penjilidan sederhana terhadap buku-buku
yang rusak sebagian, misal kulit buku yang lepas.
2.
Melaksanakan fumigasi atau menyemprotan obat anti
serangga agar buku terhindar dari serangga atau jamur yang daat merusak buku.
3.
Merestorasi bahan pustaka yang rusak namun banya
peminatnya. Menambal kertas yang berlubang dengan bubur kertas. Mengganti
halaman yang sobek dengan fotocopyan dari halam tesebut kemudian diselipkan
pada halaman yag rusak tadi.
4.
Memutihkan kertas. Kertas yang terkena debu atau
lumpur akan berwarna kecoklatan ini dapat diputihkan dengan cara menggunakan
berbagai zat kimia seperti:
a.
chloromine T
b.
gas chlordioksida
c.
natrium chloride
d.
potasium permanganate
e.
natrium hypochlorite,
f.
hydrogen peroksida
Pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar
menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah
ditulis baik tulis cetak maupun tulisan tangan.tetapi kalau memang dianggap
sangat perlu,dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.
5.
Menerapkan sistem denda kepa para pemustakan yang
merusak bahan pustaka.
2.5 Pengertian
Penyiangan Bahan Pustaka
Penyiangan
Koleksi yaitu proses seleksi dan penarikan koleksi dari perpustakaan karena
suatu keperluan tertentu, karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna
perpustakaan yang bersangkutan, atau terjadi perubahan subjek untuk bahan
pustaka yang akan dijadikan koleksi, atau bahkan karena sangat dibutuhkan oleh
perpustakaan lain. Menurut Tekka (2013) “penyiangan bahan pustaka atau weeding
yaitu upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu
banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan.
Koleksi yang dikeluarkan ini dapat dijual, ditukar dengan bahan pustaka yang
lebih dibutuhkan, diberikan ke perpustakaan lain sebagai hadiah, atau dihancurkan
untuk dibuat kertas lagi. Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi
agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan
pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi
sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk
dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut
berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.”
2.6
Perlunya Melaksanakan Penyiangan Bahan Pustaka
Seperti
yang tertera pada pengertian diatas penyiangan dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Adapun
alasan dilakukannya bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi adalah
sebagai berikut:
Bahan pustaka yang
isinya sudah tidak sesuai lagi
Edisi dan
cetakan lama
Bahan
pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
Bahan
pustaka yang isinya tidak lengkap
Bahan
pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak
Dengan melakukan proses
penyiangan bahan pustaka ini perpustakaan bertujuan untuk memelihara kemutahiran,
keaktifan dan manfaat koleksi tersebut yang merupakan refleksi dari sasaran dan
tujuan perpustakaan
2.7 Prosedur Penyiangan
Melaksanakan penyiangan tidak
dilakukan dengan asal-asalan, ada prosedur yang harus dipatuhu dalma
melaksanakan penyiangan.
Berikut
prosedur penyiangan bahan pustaka:
- menentukan
persyaratan koleksi yang akan disiangi misalnya atas dasar usia terbit,
subjek, cakupan atau kandungan informasi
- Menentukan
jenis koleksi yang ingin disiangi seperti buku, majalah, brosur, kaset
rekaman, laporan tahunan.
- Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari
semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data/ opac.
- Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap
yang berbunyi: “dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
- Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi
untuk keperluan administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil
penyiangan.
- Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut
digedung atau bisa ditawarkan ke perpustakaan lain yang membutuhkan.
BAB II
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
Bahan
pustaka merupakan modal dan harta dari perpustakaan. Berbagai informasi yang
bermanfaat terdapat padabahan pustaka tersebut. Agar informasi yang terkandung bisa tetap terpakai
secara berkelanjutan maka perlu dilakukan pelestarian bahan pustaka. Beberapa
faktor yang dapat merusak bahan pustaka harus kita etahui dan wajib kita
hindari. Tidak perlu menunggu bahan pustaka sampai rusak, karena dalam kegiatan
pelestarian terdapat tindakan preventif tau pencegahan. Jika kerusakan sudah
terjadi barulah berbaikan dilaksankan. Banyak kegiatan pencegahan dan
perbaikan.
Selain melestarikan bahan pustaka
ada juga kegiatan penyiangan bahan pustaka. Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk
memelihara kemutahiran, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut yang merupakan
refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan. Jadi bahan pustaka yang jarang
diminati, edisinya lama, isinya sudah tidak relevan, itu akan disiangi.
Koleksi-koleksi yang disiangi bisa dijual, ditukar dengan bahan pustaka di
perpustakaan lain, atau disumbangkan kepada perpustakaan yang lebih
membutuhkan.
3.2 Saran
Sebaiknya langkah-langkah dan
ketentuan yang ada pada pelestarian dan penyiangan bahan pustaka benar-benar
dipahamai dan dilaksanakan agar bahan
pustaka yang ada benar-benar dapat bermanfaat secara berkelanjutan dan sesuai
dengan kebutuhan pemustaka.
DAFTAR
RUJUKAN
Ananda, Mustika. 2013. Pelestarian Bahan Pustaka. (online), (http://pelestarianbahanpustaka.blogspot.com/). Di akses 3 Maret 2015.
Arifin, Ridwan Nur. 2013. Pengertian
Bahan Bacaan Dan Bahan Pustaka. (online), (http://coretanridwan.blogspot.com/2013/06/pengertian-bahan-bacaan-dan-bahan.html). Di akses 3 Maret
2015.
Damayanti
Dewi. 2008. Penyimpanan Eksternal. (online). (http://dewidamayanti1a.blogspot.com/2012/12/penyimpanan-eksternal.html).
Diakses 28 Februari 2015
Permadi
Adhi. 2010. Pelestarian
Bahan Pustaka (modul1). (online). (http://zharq.blogspot.com/2010/10/pelestarian-bahan-pustaka.html). Diakses
1 Maret 2015
Sofa. 2008. Pelestarian, Macam Ssifat Bahan
Pustaka, Dan Latar Belakang Sejarahnya. (online),
(https://massofa.wordpress.com/2008/02/03/pelestarian-macam-sifat-bahan-pustaka-dan-latar-belakang-sejarahnya/). Di akses 3 Maret 2015.
Supardiyono. 2013. Bahan Yang Dikenal Sebagai Medium
Perekam Hasil Budaya Manusia. (online), (http://supardiyono-dion.blogspot.com/2013/10/bahan-yang-dikenal-sebagai-medium.html). Di akses 3 Maret 2015.
Tekka, Bancin. 2013. Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka.(online), (http://tekkabancin.blogspot.com/2013/05/penyiangan-koleksi-bahan-pustaka.html). Di akses 3 Maret 2015.
Yusuf, Pawit M. 2010. Petunjuk Praktis Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah Dasar. Jakarta; Kencana, Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar