Jumat, 17 April 2015

Makalah Pelestarian Bahan Pustaka Perpustakaan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
      Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya.  Pemliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita punyai tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama demi menjaga informasi yanga ada didalam bahan pustaka tersebut serta bisa dijangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian dan sejarah bahan pustaka?
2.      Mengapa perlu diadakan pelestarian bahan pustaka?
3.      Apa macam-macam perusak bahan pustaka dan bagaimana kerusakan yang ditimbulkannya?
4.      Bagaimana cara pencegahan dan memperbaiki kerusakan bahan pustaka?
5.      Apa yang dimaksut penyiangan bahan pustakan?
6.      Mengapa perlu dilaksanakn penyiangan?
7.      Bagaimana prosedur penyiangan?

1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan serajah bahan pustaka serta media penyimpanan yang digunakan manusia sebelum adanya kertas
2.      Untuk mengetahui manfaat pentingnya pelestarian bahan pustaka
3.      Untuk mengetahui macam-macam perusak bahan pustaka dan kerusakan yang dialami bahan pustaka tersebut
4.      Untuk mengetahui dan mampu mencegah dan memperbaiki kerusakan pada bahan pustaka
5.      Untuk mengetahui maksut dan tujuan penyiangan bahan pustakan.
6.      Untuk mengetahui alsan perlunya dilaksanakn penyiangan.
7.      Untuk mengetahui prosedur penyiangan.


1.4 Manfaat penulisan
1.      Menambah pengetahuan tentang sejarah media penyimanan
2.      Mengetahui pentingnya pelestarian bahan pustaka
3.      Mampu memahami konidisi bahan pustaka dalam keadaan rusak atau tidak
4.      Mampu mencegah dan memperbaiki kerusakan pada bahan pustaka
5.      Mengetahui maksut penyiangan bahan pustakan.
6.      Mengetahui alsan perlunya dilaksanakn penyiangan.
7.      Mengetahui prosedur penyiangan.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Bahan Pustaka
            Banyak pendapat mengenai pengertian dari bahan pustaka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Bahan diartikan segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Sedangkan pustaka mempunyai arti buku. Ada juga yang menyebut bahan pustaka adalah media penyimpanan informasi baik cetak maupun non cetak. Jadi dapat diartikan bahwa bahan pustaka adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyimpan informasi.
Ada banyak macam dari bahan pustaka. Manusia sudah sejak dahulu mengenal bahan pustaka atau media penyimpanan. Mereka mereka merekam dan menyimpan hasil karya mereka pada sebuah media. Media yang mereka gunakan sesuai dengan pengetahuan serta teknologi pada zamannya.
Zaman sebelum ditemukannya kertas banyak media penyimpanan yang digunakan manusia, diantaranya :
1.      Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan salah satu medium sangat sederhana dan relative paling tua yang digunakan dalam perekam informasi sejak lama.
2.      Papyrus
Bahan untuk menulis ini terbuat dari inti batang papyrus (bandingkan dengan batang jagung yang memiliki inti di dalamnya).
3.      Kulit Kayu
Kulit kayu sudah sangat lama digunakan menjadi media menulis. Di eropa dan Amerika sekitar abad ke-17an kulit kayu telah dipergunakan sebagai media surat-menyurat.
4.      Daun Tal
Adalah sejenis pohon palem yang tumbuh di tepi laut. Daunnya tebal dan kuat, sehingga memungkinkan untuk dipergunakan sebagai media menulis. Daun ini juga disebut dengan daun lontar. Banyak naskah-naskah kuno yang ditulis di media daun lontar ini.
5.      Kayu
Di negeri Cina Sebelum ditemukannya kertas, setelah sutera kayu telah terlebih dahulu digunakan menurut Chaucer, buku yang terbuat dari tablet kayu sebagai media tulis menulis.
6.      Gading
Gading juga digunakan manusia sebagai tempat untuk menulis yang baik. Sifatnya keras, tetapi mudah diukir atau ditulisi.
7.      Tulang
Tulang lebih keras daripada gading, tetapi baik sekali dipakai sebagai karya seni, ukiran atau tulisan yang menarik.
8.      Batu
Dari zaman dahulu kala batu sudah dijadikan sebagai media peninggalan peradaban manusia itu sendiri. Batu sangat kuat dan akan menyimpan bukti peninggalan zaman dulu dengan baik.
9.      Logam
Menurut Hesiod pada tahun 776 SM, bahwa orang dahulu telah menggunakan timah berbentuk tablet sebagai media untuk menulis.
10.  Kulit Binatang
Sejak masa prasejarah, manusia telah menggunakan kulit sebagai keperluan mereka, sebagai pelindung tubuh mereka. Tak jarang dahulu kulit binatang dijadikan media menulis.
11.  Parchment dan Vellum
Perkamen terbuat dari kulit split domba. Biji-bijian, atau wol, sisi kulit dibuat menjadi skiver, kulit yang kuat, daging, atau lapisan, sisi kulit diubah menjadi perkamen, asalkan kulit cocok untuk tujuan ini menuntut. Jika tidak, sisi lapisan biasanya dibuat menjadi lebih murah chamois atau suede.
Vellum biasanya kulit anak sapi disiapkan oleh paparan panjang di kapur, tergores dengan pisau bulat dan akhirnya digosok halus dengan batu apung. Sebagai aturan, vellum terbuat dari seluruh kulit, tidak terpecah seperti perkamen yang terbuat dari kulit domba.
12.  Kulit
Digunakan untuk sampul buku sampai abad ke – 19. Selama lebih dari 2000 tahun orang sudah mengenal cara memproses kulit. Pemrosesan kulit ini disebut “samak”.
Zaman kertas, kertas menjadi media penyimpanan terbesar dan terpopuler. Meski kini bermunculan media penyimpanan elektronik sperti CD, Flashdisk, Hardisk, dll, namu keberadaan kertas tetap sangat dibutuhkan.
Diera moderen seperti ini juga terdapat media penyimpanan yang semakin canggih. Berikut beberapa media penyimpanan modren yang sekarang banyak digunakan diantaranya:
1.      FILM
Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah-satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan sistem lainnya.Film berupa medis sejenis plastik yang dilapisi emulsi dan sangat peka terhadap cahaya.
Yang telah diproses sehingga menimbulkan atau menghasilkan gambar
( bergerak ) pada layer yang dibuat dengan tujuan tertentu untuk ditonton.

2.      Pita magnetik
Media penyimpan pita magnetik (magnetic tape) terbuat dari bahan magnetik yang dilapiskan pada plastik tipis, seperti pita pada pita kaset. Pada proses penyimpanan atau pembacaan data, kepala pita (tape hade) harus menyentuh media, sehingga dapat mempercepat keauasan pita.

Data pada pita magnetik direkam secara berurutan dengan menggunakan drive yang khusu untuk masing-masing jenis. Karena perekaman dilakukan secara sekuensial, maka untuk mengakses data yang kebetulan terletak di tengah, drive terpaksa harus memutar gulungan pita, hingga head mencapai tempat data tersebut. Hal ini membutuhkan yang relatif lama.
Secara garis besar , pita magnetik dibedakan menjadi reel tape dan tape cartridge. Reel tape, berupa pita magnetik yang digulung dalam wadah berbentuk lingkaran, sedangkan cartridge berbentuk seperti kaset video atau bahkan ada yang seperti kaset audio.

3.      Disket
Pengertian disket adalah /disk?t/ n piringan kecil, pipih berlapis bahan magnet dipakai sbg penyimpan data pd komputer , dan disket juga sebuah perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium penyimpanan magnetis bulat yang tipis dan lentur dan dilapisi lapisan plastik berbentuk persegi atau persegi panjang. Disket atau floppy disk adalah lembaran plastik tipis dan datar yang terbungkus dalam penutup plastik 3,5 inci. Data dan program disimpan di disket dalam bentuk titik-titik magnetik, sesuai pola on/off standar dan representatif data (misalnya ASCII). Pembungkus plastik tersebut melindungi disket dari sentuhan tangan manusia. Dahulu disket berukuran lebih besar dan terbungkus kertas sehingga tampak rapuh. Saat ini, disket terbungkus oleh plastik kaku sehingga cukup fleksibel. Disket mampu menyimpan data sebesar 1,44 megabyte atau setara dengan tulisan sebanyak 400 halaman.

4.      Flashdisk
Flash disk adalah alat penyimpanan data memory kilat yang memiliki alat penghubung USB yang telah terintegrasi. Penggerak kilat ini biasanya memiliki ukuran yang kecil, ringan dan bisa dibaca dan ditulis dengan mudah.

5.      Hardisk
Hardisk banyak memiliki macam arti. Seperti dalam dunia teknologi, hardisk adalah komponen pelengkap komputer yang dapat dilihat secara kasat mata, dan contoh hardisk tersebut adalah seperti DVD Room, Prosessor, LCD, Keyboard,  dan soundcard. Keempat contoh ini adalah hardisk menurut dunia teknologi. Namun menurut dunia PC, hardisk diartikan sebagai media penyimpanan dimana data disimpan pada piringan metal yang bisa berputar. Data disimpan dalam lingkaran konsentris yang disbut juga dengan track. Tiap- tiap track dibagi menjadi beberapa sector yang nantinya akan digunakan untuk pembagi pada hardisk. Hardisk merupakan media penyimpanan yang mempunyai kapasitas besar. Ukuran minimal dari sebuah hardisk adalah 1GB yang dikembangkan oleh IBM pada zaman dulu. Kini, besar penyimpanan pada hardisk rata-rata mempunyai ukuran sebesar 256 GB


6.      CD (Compact Disk)
Sebuah media penyimpanan yang berbentuk piringan. Atau disebut juga optik pada generasi pertama yang menggantikan disket (floppy disc) pada waktu itu karena CD memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dengan harga yang sama. CD banyak digunakan untuk membuat film dengan resolusi kecil atau sebagai media transmisi software-software aplikasi. CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 mencpai 2.445 keping. Sebenarnya dalam hal kualitas suara CD masih kalah dengan kaset, cuma CD memiliki keunggulan di dalam kapasitas penyimpanan.

2.2 Pentingnya Pelestarian Bahan Pustaka
            Yang dimaksud dengan pemeliharaan disini adalah kegiatan mencegah dan memperbaiki bahan pustaka dari berbagai macam kerusakan. Secara umum tujuan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan hasil budaya cipta manusia, baik yang berupa informasi maupun fisik bahan pustaka tersebut.
Tujuan utama pelestarian bahan pustaka ini untuk menjaga agar buku tetap bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga informasi yang ada pada bahan pustaka tersebut tetap bisa diketahui dan dimanfaatan di waktu berikutnya.
            Selain itu pelestarian bahan pustaka juga bertujuan untuk mengatasi kendala ruang, dan mempercepat perolehan informasi. Berikut detail dari fungsi pelestarian bahan pustaka:
1.        Fungsi melindungi, Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur,  panas dan sebagainya.
2.        Fungsi pengawetan. Dengan dirawat baik-baik bahan pustaka menjadi awet,lebih lama dipakai dan lebih banyak pembaca menggunakan bahan pustaka tersebut.
3.        Fungsi kesehatan. Dengan pelestarian yang baik maka bahan pustaka menjadi bersih,bebas debu,jamur,hewan perusak dan berbagai penyakit,sehingga pembaca maupun pustakawan jadi tetap sehat.Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.
4.        Fungsi pendidikan. Mendidik pemakai serta pustakawan untuk berdisplin tinggi dan menghargai kebersihan.
5.        Fungsi kesabaran. Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua,jadi harus sabar,merawat bahan pustaka memerlukan kesabaran tingkat tinggi.
6.        Fungsi sosial. Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan.
7.        Fungsi ekonomi. Dengan pelestarian yang baik bahan pustaka menjadi lebih awet,lebih hemat keuangan dan banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka.
8.        Fungsi keindahan. Dengan pelestarian yang baik,dan penataan bahan pustaka yang rapi perpustakaan menjadi lebih indah sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya

2.3 Faktor Perusak Bahan Pusataka dan Kerusakannya
            Mengingat pentingnya bahan pustaka yang mengandung berbagai informasi, maka sangat penting untuk melestarikan bahan pustaka tersebut. banyak faktor yang dapat merusak bahan pustaka. Oleh karena itu kita harus menghindarkan bahan pustaka dari faktor-faktor yang dapat merusak.
            Ada empat faktor penyebab kerusakan bahan bustaka, atara lain faktor biologi, faktor fsika, faktor kimia, dan faktor lain-lain.
Faktor Biologi ini biasanya berupa serangga-serangga kecil yang masuk pada buku kemudian merusak struktur jaringan kertas. Ada juga jamur yang menempel pada kertas-kertas buku akibat suhu dan kelembapan yang tidak sesuai. Selain itu juga hewan pengerat yang merusak punggung buku untuk meemakan nutrisi yang terkandug pada lem yang digunakan untuk penjlidan sehingga menyebabkan rusaknya jilidan buku.
Faktor Fisika atau bisa juga dikatakan faktor alamiah. Debu adalah perusak yang banyak ditemukan di hampir setiap perpustakaan, debu membuat buku menjadi usang dan menjadi mudah rusak. Kemudian suhu udara dan kelembapan yang ada pada ruang penyimpanan bahan pustaka juga berpengaruh pada kondisi bahan pustaka itu sendiri. Jika terlalu lembab akan tumbuh jamur yang tentunya merusak buku karena jamur dapat menghasilkan bahan organik yang menyebabakan menjadi rapuh. Selanjutnya cahaya dalam ruang perpustakaan. bahan pustakaa tidak boleh terkena sinar matahari seraca langsung dan terus menerus, itu membuat kertas menjadi lapuk.
Faktor Kimia, terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa – senyawa kimia itu akan terurai.oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dan udara menyebabkan jumlah gagasan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O) reaksi hidrolis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh.
Faktor lain, manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku,tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat.berdasarkan kenyataan yang ada,kerusakan buku karena ulah manusia.misalnya pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian – bagian tertentu dari sebuah buku misalnya diambil gambarnya,tabel – tabel statistiknya.sering terjadi juga kerusakan justru disebabkan oleh pustakawan sendiri sehari – hari bergelimang dengan buku,petugas yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku dan tidak pernah belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan yang sangat fatal bagi pustakawan itu sendiri. Selain itu bencana alam dapat merusak bahan pustaka. Bencana alam seperti kebakaran atau banjir,dapat mengakibatkan kerusakan pada koleksi bahan pustaka dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang relative sangat singkat oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut.
Diatas adalah faktor-faktor yang dapat merusak bahan pustaka dan tugas kita sebagai pustakawan untuk menjaga bahan pustaka agar dapat digunakan oleh pemustaka. Salain itu pemustaka juga diharap ikut serta menjaga kondisi bahan pustaka dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak bahan pustaka.

2.4 Pencegahan dan Perbaikan Kerusakan Bahan Pustaka
            Ada istilah “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Baiknya dilakukan kegiatan penceghan sebelum bahan pustaka atau fasilitas perabotan pada perpustakaan mengalami kerusakan. beberpa tindakan preventif yang bisa dilakukan oleh para pustakawan:
1.      Membersihkan secara rutin seluruh bahan pustaka dan perabotan perpustakaan dan menjaga kondisi ruang perpustakaan tetap dalam keadaan bersih.
2.      Memberi sampul pada setiap buku.
3.      Mengatur ventilasi ntuk mengatur suhu udara dan intensitas cahaya.
4.      Memberi himbauan kepada pemustaka agar ikut serta menjaga kebersihan perpustakaan dan menjaga kondisi bahan pustaka.

Apabila kegiatan pencegahan kerusakan sudah kita laksanakan sekarang masuk pada perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak. Ketika pencegah krusaka sudaah kita lakukan secara maksimal dan akhirnya tetap saja ada bahan pusta yang rusak kita harus memperbaikinya sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka tersebut.



Tindakan-tindakan sederhana dalam perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak diantaranya;
1.    Melaksanakan penjilidan sederhana terhadap buku-buku yang rusak sebagian, misal kulit buku yang lepas.
2.    Melaksanakan fumigasi atau menyemprotan obat anti serangga agar buku terhindar dari serangga atau jamur yang daat merusak buku.
3.    Merestorasi bahan pustaka yang rusak namun banya peminatnya. Menambal kertas yang berlubang dengan bubur kertas. Mengganti halaman yang sobek dengan fotocopyan dari halam tesebut kemudian diselipkan pada halaman yag rusak tadi.
4.    Memutihkan kertas. Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan ini dapat diputihkan dengan cara menggunakan berbagai zat kimia seperti:
a.       chloromine T
b.      gas chlordioksida
c.       natrium chloride
d.      potasium permanganate
e.       natrium hypochlorite,
f.        hydrogen peroksida
Pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah ditulis baik tulis cetak maupun tulisan tangan.tetapi kalau memang dianggap sangat perlu,dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.
5.    Menerapkan sistem denda kepa para pemustakan yang merusak bahan pustaka.

2.5 Pengertian Penyiangan Bahan Pustaka
            Penyiangan Koleksi yaitu proses seleksi dan penarikan koleksi dari perpustakaan karena suatu keperluan tertentu, karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna perpustakaan yang bersangkutan, atau terjadi perubahan subjek untuk bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, atau bahkan karena sangat dibutuhkan oleh perpustakaan lain. Menurut Tekka (2013) “penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat dijual, ditukar dengan bahan pustaka yang lebih dibutuhkan, diberikan ke perpustakaan lain sebagai hadiah, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi. Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.”

2.6 Perlunya Melaksanakan Penyiangan Bahan Pustaka
            Seperti yang tertera pada pengertian diatas penyiangan dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Adapun alasan dilakukannya bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi adalah sebagai berikut:
Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi
Edisi dan cetakan lama
Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak
            Dengan melakukan proses penyiangan bahan pustaka ini perpustakaan bertujuan untuk memelihara kemutahiran, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut yang merupakan refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan

2.7  Prosedur Penyiangan
            Melaksanakan penyiangan tidak dilakukan dengan asal-asalan, ada prosedur yang harus dipatuhu dalma melaksanakan penyiangan.
Berikut prosedur penyiangan bahan pustaka:
  • menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi misalnya atas dasar usia terbit, subjek, cakupan atau kandungan informasi
  • Menentukan jenis koleksi yang ingin disiangi seperti buku, majalah, brosur, kaset rekaman, laporan tahunan.
  • Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data/ opac.

  • Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
  • Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
  • Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut digedung atau bisa ditawarkan ke perpustakaan lain yang membutuhkan.















BAB II
PENUTUPAN

3.1  Kesimpulan
            Bahan pustaka merupakan modal dan harta dari perpustakaan. Berbagai informasi yang bermanfaat terdapat padabahan pustaka tersebut. Agar  informasi yang terkandung bisa tetap terpakai secara berkelanjutan maka perlu dilakukan pelestarian bahan pustaka. Beberapa faktor yang dapat merusak bahan pustaka harus kita etahui dan wajib kita hindari. Tidak perlu menunggu bahan pustaka sampai rusak, karena dalam kegiatan pelestarian terdapat tindakan preventif tau pencegahan. Jika kerusakan sudah terjadi barulah berbaikan dilaksankan. Banyak kegiatan pencegahan dan perbaikan.
            Selain melestarikan bahan pustaka ada juga kegiatan penyiangan bahan pustaka. Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kemutahiran, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut yang merupakan refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan. Jadi bahan pustaka yang jarang diminati, edisinya lama, isinya sudah tidak relevan, itu akan disiangi. Koleksi-koleksi yang disiangi bisa dijual, ditukar dengan bahan pustaka di perpustakaan lain, atau disumbangkan kepada perpustakaan yang lebih membutuhkan.

3.2  Saran
            Sebaiknya langkah-langkah dan ketentuan yang ada pada pelestarian dan penyiangan bahan pustaka benar-benar dipahamai dan dilaksanakan  agar bahan pustaka yang ada benar-benar dapat bermanfaat secara berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka.







DAFTAR RUJUKAN

Ananda, Mustika. 2013. Pelestarian Bahan Pustaka. (online), (http://pelestarianbahanpustaka.blogspot.com/). Di akses 3 Maret 2015.
Arifin, Ridwan Nur. 2013. Pengertian Bahan Bacaan Dan Bahan Pustaka. (online), (http://coretanridwan.blogspot.com/2013/06/pengertian-bahan-bacaan-dan-bahan.html). Di akses 3 Maret 2015.
Damayanti Dewi. 2008. Penyimpanan Eksternal.  (online). (http://dewidamayanti1a.blogspot.com/2012/12/penyimpanan-eksternal.html). Diakses 28 Februari 2015
Permadi Adhi. 2010. Pelestarian Bahan Pustaka (modul1). (online). (http://zharq.blogspot.com/2010/10/pelestarian-bahan-pustaka.html). Diakses 1 Maret 2015

Sofa. 2008. Pelestarian, Macam Ssifat Bahan Pustaka, Dan Latar Belakang  Sejarahnya. (online), (https://massofa.wordpress.com/2008/02/03/pelestarian-macam-sifat-bahan-pustaka-dan-latar-belakang-sejarahnya/). Di akses 3 Maret 2015.

Supardiyono. 2013. Bahan Yang Dikenal Sebagai Medium Perekam Hasil Budaya Manusia. (online), (http://supardiyono-dion.blogspot.com/2013/10/bahan-yang-dikenal-sebagai-medium.html). Di akses 3 Maret 2015.

Tekka, Bancin. 2013. Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka.(online), (http://tekkabancin.blogspot.com/2013/05/penyiangan-koleksi-bahan-pustaka.html). Di akses 3 Maret 2015.

Yusuf, Pawit M. 2010. Petunjuk Praktis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar. Jakarta; Kencana, Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar